Kawasan Konservasi Daerah (KKD) Kepulauan Babar secara resmi ditetapkan pada 2022, dengan luas sekitar 370.527 hektare—menjadikannya salah satu kawasan konservasi perairan terbaru dan terbesar di Provinsi Maluku. Terletak di antara Pulau Wetar dan Pulau Yamdena, kawasan ini memiliki formasi terumbu karang yang belum sepenuhnya dipetakan serta topografi bawah laut yang unik, termasuk dinding karang vertikal yang menjadi ciri khas geologi Kepulauan Babar.

Ekosistem KKD Kepulauan Babar mencakup terumbu karang, padang lamun, dan habitat pesisir di pulau-pulau kecil seperti Ilmarang dan Masela—yang berperan penting dalam mendukung keanekaragaman hayati laut. Perairan ini juga menjadi rumah bagi spesies langka dan dilindungi, termasuk penyu hijau, pari manta, serta berbagai jenis karang endemik yang menjadi indikator ekosistem sehat.

Rincian

Tanggal Penetapan

Ditetapkan secara resmi melalui keputusan menteri pada 2022

Luas

370.527,09 hektare, termasuk 4.528,20 hektare zona larang tangkap 

Sejak penetapannya, kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Maluku, WWF Indonesia, masyarakat lokal, dan otoritas daerah berfokus pada pemetaan dasar, pengawasan kawasan, serta pengembangan ekowisata berkelanjutan. Program pelatihan pemandu selam lokal untuk melayani kapal wisata (liveaboard) menjadi salah satu inisiatif unggulan yang membantu menjadikan desa terpencil seperti Ilmarang sebagai destinasi wisata berbasis masyarakat.

Secara kultural, Kepulauan Babar juga menyimpan peninggalan bersejarah dari masa kolonial Belanda dan Jepang—khususnya pada arsitektur tradisional di Desa Welora—yang menambah nilai edukatif bagi para pengunjung. Upaya pengelolaan awal telah berhasil mengurangi praktik destruktif sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penginapan (homestay), jasa pemandu selam, dan perikanan berkelanjutan. Kini, KKD Kepulauan Babar menjadi contoh sinergi antara konservasi keanekaragaman hayati, pengembangan ekowisata, dan pelestarian warisan budaya lokal.

Keindahan Kepulauan Babar